Beranda | Artikel
Memahami Dua Ayat yang Seolah-olah Bertentangan
Minggu, 21 November 2004

BAGAIMANA CARANYA KITA MEMAHAMI DUA AYAT YANG SEOLAH-OLAH BERTENTANGAN

Oleh
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani

Pertanyaan.
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani ditanya : Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman di dalam al-Qur’an surat Al-Imran/3: 85

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ

“Barangsiapa mencari agama selain Islam, maka tidak akan diterima”

Sementara dalam surat al-Maidah/5: 69 disebutkan :

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالصَّابِئُونَ وَالنَّصَارَىٰ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Shabi’in, dan orang-rang Nasrani apabila mereka beriman kepada Allah dan hari akhir serta beramal shalih, maka tidak ada ketakutan dan kesedihan yang akan menimpa mereka”

Bagaimana caranya kita memahami dua ayat yang seolah-olah bertentangan ini ?

Jawaban.
Tak ada pertentangan antara dua ayat tersebut. Ayat pertama Ali Imran/3 : 85 berlaku bagi kaum yang telah sampai da’wah Islam kepada mereka, sedangkan ayat kedua al-Ma’idah/5: 69 berlaku bagi kaum yang hidup pada zaman mereka masing-masing (dengan cara mengikuti syari’at dari nabi/rasul mereka masing-masing, -pent-).

Adapun tentang shabi’in (shabi’ah) yang dikenal selama ini sebagai penyembah bintang, sebetulnya mereka dulunya adalah orang-orang yang bertauhid (dan mengikuti syari’at sebagian para rasul, -pent), akan tetapi setelah lewat masa yang panjang, sedikit demi sedikit mereka terjatuh ke dalam kemusyrikan dan akhirnya mereka menyembah bintang. Hal ini sama saja dengan orang-orang Yahudi dan Nasrani yang hari ini juga semuanya sudah terjatuh dalam kemusyrikan.

Nah… siapapun diantara mereka (shabi’ah, Yahudi , Nasrani) yang berpegang teguh dengan agamanya masing-masing dan mereka hidup sebelum datangnya Islam, maka mereka tidak akan ditimpa ketakutan dan kesedihan. Dan mereka adalah termasuk orang-orang yang beriman. Akan tetapi, setelah Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan dakwah Islam telah sampai kepada mereka, maka Allah tidak akan menerima agama mereka sebelum mereka masuk Islam.

Saat ini… ada satu masalah yang sangat besar yang menimpa sebagian kaum muslimin, yaitu orang-orang yang mengira bahwa mereka telah memeluk agama Islam dan telah menjalankan syari’at Islam tetapi sebenarnya mereka telah keluar dari Islam dan telah jatuh dalam kekafiran karena aqidah dan keyakinan mereka telah sesat dan menyimpang, sehingga membatalkan ke-Islam-an mereka. Mereka itu adalah kelompok Islam ‘Ahamdiyah Qodiyan’ yang berkeyakinan bahwa ada nabi lagi setelah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Mereka ini sudah tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang sudah disebutkan dalam surat al-Maidah/5 : 69 di atas, karena hujjah sudah tegak di hadapan mereka. Apabila mereka mengaku sebagai muslim, tentu mereka telah membaca/mendengar dari Al-Qur’an dan hadits tentang bagaimana prinsip-prinsip aqidah Islam.

Adapun orang-orang yang sama sekali belum pernah mendengar dakwah Islam, maka orang seperti ini tidak akan langsung divonis masuk neraka oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Orang yang meninggal dalam keadaan belum pernah mendengar dakwah Islam sama sekali akan mendapat perlakuan khusus dari Allah di akhirat dengan mengutus seorang rasul kepada mereka. orang-orang ini akan diuji oleh Allah lewat rasul tersebut, seperti Allah telah menguji manusia di dunia. Apabila orang-orang tersebut menyambut seruan rasul dan mentaatinya maka dia akan dimasukkan ke dalam surga. Jika tidak, maka dia akan masuk neraka. [1]

[Disalin kitab Kaifa Yajibu ‘Alaina Annufasirral Qur’anal Karim, edisi Indonesia Tanya Jawab Dalam Memahami Isi Al-Qur’an, Penulis Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, terbitan Pustaka At-Tauhid, Penerjemah Abu Abdul Aziz, Cetakan April 2002/Shafar 1423H]
_______
Footnote
[1]. Ash-Shahihah No. 2468


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/1181-bagaimana-caranya-kita-memahami-dua-ayat-yang-seolah-olah-bertentangan.html